Wednesday, February 29, 2012

29 Februari 2012

Assalamu'alaikum Wanita Pemilik Sebelah Tulang Rusukku,

Bagaimana kabarmu?
Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu menyertaimu

Sesuai dengan janjiku kepadamu untuk memantapkan keimananku, maka kali ini aku mohon pamit

3 hari lagi aku akan berangkat menuju ke tanah haram, Madinah Al-Munawwarah dan Makkah Al-Mukarramah
Akan ku penuhi salah satu panggilan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu dengan berumrah

Ku laksanakan dengan niat tulus ikhlas, mengharapkan ridho, rahmat, dan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Semata-mata karena rasa ingin dekat dengan-Nya, ingin merasakan indahnya mencintai-Nya


Insya Allah tanpa ada rasa riya dan sum'ah (ingin didengar orang lain) didalamnya


Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala meridhoi perjalananku kali ini, menerima amal ibadahku, dan mengampunkan segala dosaku. Amin..

Dan Insya Allah, akan kuceritakan semuanya padamu, saat aku kembali dari sana

Wassalam..

Saturday, December 24, 2011

24 Desember 2011

Assalamualaikum Wanita Pemilik Sebelah Tulang Rusukku,

Bagaimana kabarmu hari ini?
Ku harap sabar dan syukur selalu menyertaimu dalam menjalankan keistiqomahanmu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Amin..

Kali ini kurasa sudah saatnya aku perlu menceritakan mengenai sebuah proses perjuanganku untuk menemukanmu

Ya, akan ku ceritakan kepadamu mengenai wanita anggun nan sederhana yang ke temui beberapa waktu yang lalu


Sejak pertemuan saat itu, ku bulatkan tekad dalam hati, bahwa kali ini akan ku coba untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hati


Maka, melalui perantaraan saudaraku, ku sampaikan niat suciku kepadanya

Ada 3 pertanyaan yang ku ajukan,

Yang pertama, "Sudah siapkah ia jika ada laki-laki yang ingin membina hubungan serius dengannya?"

Yang kedua, "Sudah adakah calon pendamping baginya atau sudah adakah laki-laki yang meminangnya?"
Karena aku sadar sepenuhnya bahwa haram hukumnya meminang di atas pinangan seorang muslim yang lain

Dan yang ketiga, "Mau kah ia mencoba mengenalku dan membiarkan aku untuk mengenalnya?"


Ya, itulah 3 pertanyaan yang ku ajukan padanya

Dan Alhamdulillah, saudaraku menyampaikan bahwa wanita anggun nan sederhana itupun memiliki pemikiran yang sama denganku

Maka setelah mendapat persetujuan darinya, proses ta'aruf pun ku lakukan


Karena perbedaan jarak, maka ta'aruf yang bisa ku lakukan hanya sebatas menggunakan media komunikasi


Hari berganti hari..
Seiring dengan berlalunya waktu, berbagai cara telah ku coba untuk lebih mengenalnya

Namun..
Jawaban yang ku dapat tidak seperti yang ku harapkan...


Banyak kendala ku hadapi
Yang akhirnya membuatku sampai pada 3 kesimpulan :

1. Ku lihat sifatnya yang begitu menutup diri sebagai pertanda bahwa ia belum siap untuk menikah

Ya, aku sadar setelah bertukar fikiran dengannya, bahwa masih begitu banyak cita-cita yang ingin dicapainya. Dan dapat ku pahami bahwa ia tak ingin ada urusan-urusan lain yang bisa mengalihkannya dari perjuangan mencapai cita-citanya

2. Jangan jadikan ta'aruf sebagai kedok membina hubungan lain selain hubungan pernikahan

Ya, inilah kata-kata yang begitu menyadarkan ku. Kata-kata yang keluar dari orang terdekatku
Ia bertanya padaku :
"Siapkah kau jika wanita yang kau ajak berta'aruf itu setuju untuk membina hubungan serius denganmu?"
"Siapkah kau memintanya untuk menjadi pendampingmu?"
"Jika belum siap, maka untuk apakah kau mengajaknya berta'aruf saat ini?"
"Janganlah jadikan alasan ta'aruf sebagai media untuk membina hubungan yang lain selain hubungan pernikahan !!"

Alhamdulillah.. Terima kasih telah menyadarkanku melalui perantara hamba-Mu ya Allah..

3. Allah tampaknya cemburu dan marah kepadaku

Mungkin ini terkesan berlebihan. Tapi itulah yang ku rasakan
Sejak bertemu dan berkenalan dengannya, tak terasa hati ini condong untuk mengingatnya
Tak terasa imajinasi berlayar kepadanya, dan tak terasa pula bahwa fikiran ini cenderung memikirkannya

Maka bagaimana Allah tidak cemburu dan marah kepadaku, jika rasa sayang dan cinta yang ku miliki pada makhluk-Nya perlahan-lahan mulai melebihi rasa cinta dan sayangku pada Allah?
Bagaimana Allah tidak cemburu dan marah kepadaku, jika ibadah yang dulunya khusyuk kepada-Nya kini mulai terusik dengan fikiran-fikiran tentang makhluk-Nya?

Astaghfirullahal'adzim, itulah yang terjadi padaku..

Kuanggap kendala-kendala yang ku hadapi sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadaku..
Mungkin Allah ingin mengujiku agar aku kembali kepada-Nya, kembali mengingat-Nya dan kembali mencintai-Nya lebih dari apapun..
Dan mungkin Allah ingin menyadarkanku bahwa belum tiba saatnya..

Wallahu’alam Bish Shawab..



Maka dari itu wahai wanita pemilik sebelah tulang rusukku, biarkanlah ku teruskan proses memperbaiki diriku ini

Aku berjanji : Akan kubekali diri ini dengan ilmu, Akan ku persiapkan segala kebutuhan untuk bisa membina rumah tangga bersamamu, dan Akan ku mantapkan keimananku hingga rasa sayang dan cintaku padamu kelak tidak bisa menandingi cinta dan sayangku pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya..


Tunggulah aku wahai wanita pemilik sebelah tulang rusukku, tunggulah aku memantaskan diriku..
Mungkin butuh waktu setahun, 2 tahun, atau bahkan bertahun-tahun lamanya. Namun ku harap kau setia menungguku..

Saat ini, mari kita biarkan semua berjalan, dan Allah yang meneruskan kisah kita, entah kapan dan di mana akan berlabuh..
Belum hak kita untuk menjalani semua. Hati kita biarlah terjaga untuk-Nya, sampai nanti, sampai tiba saatnya Ia mengizinkan aku hadir untuk menjadi penanggungjawab hidupmu..

Selama itu, Akan ku paksa diriku menahan segala rasa yang belum layak untuk ku rasakan..
Akan ku gunakan segala daya agar diri ini selalu mengingat bahwa yang terbaik adalah ketentuan-Nya..
Dan akan ku yakini diri ini untuk selalu percaya akan janji-Nya..

Tak perlu kau risaukan aku dalam kesepianku..
Karena aku sadar bahwa sesungguhnya aku tak pernah sendirian..
Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan dua malaikat-Nya selalu bersamaku, menemaniku kapanpun dan dimanapun aku berada :)

Sunday, November 27, 2011

24 November 2011 part 2

Kota kedua yang ku kunjungi adalah Palembang
Kota yang akhir-akhir ini begitu terkenal karena menjadi tuan rumah SEA Games ke 26

Namun sayang, aku datang kesana 2 minggu sebelum pembukaan

Tapi saat itu atmosfer SEA Games nya sudah sangat terasa

Bendera-bendera negara kontestan SEA Games berkibar hampir di semua tempat
Pamflet dan spanduk tentang SEA Games pun memenuhi sudut-sudut kota
Gambar dua mascot SEA Games, Modo dan Modi, bisa kita jumpai dimana-mana

Saat itu aku kesana ditemani rekan kantor sekaligus salah satu "guru spiritual" ku, pak Hendri namanya

Guru spiritual? Ya, karena darinya aku banyak belajar memperdalam keislamanku

Aku sering diberinya buku-buku agama untuk ku baca, sering diajarinya cara-cara melaksanakan ibadah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam, dan sering pula diberikannya tausiyah-tausiyah yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits

Alhamdulillah aku sangat bersyukur bisa mengenalnya
Ku anggap itu sebagai jalan Allah agar aku bisa semakin menambah keimananku dan mendekatkan diriku kepada-Nya

Pak Hendri adalah putra asli Palembang, sehingga ketika urusan pekerjaan kami selesai, ia langsung pamit untuk menuju ke rumah orang tuanya

Aku pun sore itu memulai perjalanan sendiri menulusuri kota Palembang berbekal informasi dari internet dan bermodal nekad :)

Tempat yang menjadi tujuan pertamaku adalah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II atau biasa disebut Masjid Agung Palembang

Keluar dari hotel, ku lihat ada bapak-bapak pengayuh becak yang sedang beristirahat, duduk di bawah pohon yang rindang

Segera ku hampiri ia, lalu ku sebutkan tujuanku
Harga sepakat, ia pun mempersilahkan ku duduk dan langsung mengayuh becaknya menuju ke Masjid Agung

Ketika sampai di Masjid Agung, pemandangan pertama yang ku lihat adalah pelatarannya yang sungguh luas
Ada jalan setapak yang dibuat secara indah untuk menuju ke masjid

Ukuran masjid ini sangat besar, bahkan kabarnya dulu sempat menjadi masjid terbesar di Indonesia selama beberapa tahun

Desain arsitekturnya sangat unik, seperti memadukan unsur budaya lokal Palembang dengan nuansa China
Ini terlihat dari kubahnya yang berbentuk seperti kelenteng

Masjidnya sendiri terdiri dari beberapa bangunan, tidak menyatu seperti masjid-masjid besar di kota lain
Sehingga dari satu bangunan ke bangunan yang lain, ada semacam teras yang langsung beratap langit



















Karena sudah hampir memasuki waktu shalat Maghrib, segera aku berwudhu
Ku masuki bangunan masjid yang paling besar dan sholat dua raka'at menghormati Rumah Allah yang Agung

Selesai shalat, ku perhatikan sekelilingku
Sepi, hanya ada satu dan dua orang yang sedang duduk
Mengingat sudah dekatnya waktu shalat, aku jadi bertanya-tanya sendiri, apakah memang masjid ini selalu sepi seperti ini?

Ku perhatikan sekali lagi, ternyata tidak ada Mihrab di bangunan ini
Tempat khusus imam untuk shalat pun tidak ada
Shaf terdepan tidak berbeda sama sekali dengan shaf makmum

Karena mulai ragu, akupun memberanikan diri bertanya pada seorang bapak yang sedang duduk :
"Assalamu'alaikum.. Maaf Pak, sholat Maghribnya dimana ya?"
"Wa'alaikumsalam.. Oh, kalau sholat wajibnya disana (menunjuk ke bangunan kecil di luar). Disini hanya untuk sholat sunnah saja" jawabnya

Ternyata, justru bangunan kecil yang terletak di tengah itulah yang jadi tempat utama untuk shalat
Dan ketika ku masuki, memang benar, sudah banyak orang yang berkumpul disana, menunggu adzan dikumandangkan

Barulah terlihat arsitektur dan ukiran-ukiran khas Palembang menghiasi seluruh ruangan

Alhamdulillah, tercapai juga tujuanku untuk menunaikan shalat berjama'ah disana :)



















Setelah menunaikan sholat, aku pun bergegas menuju ke tujuan kedua : Jembatan Ampera
Jembatan yang menjadi ikon kota Palembang

Dari informasi yang ku peroleh di internet, katanya Jembatan Ampera letaknya tidak jauh dari Masjid Agung

Berhubung tidak tahu kemana kaki harus melangkah, ku tanyakan arah jembatan Ampera pada salah seorang petugas penitipan sandal

Aneh, ketika ku tanya, dia langsung berjalan menuju ke jalan raya
Karena kaget, segera ku ikuti dia
Ternyata...
Jembatan itu tepat di seberang Masjid Agung, sehingga petugas penitipan tadi ingin menunjukkan langsung padaku dimana letaknya. Hehe..

Tak lupa ku ucapkan terima kasih, lalu segera berjalan menuju ke seberang jalan

Wah, ternyata ketika malam tiba, Jembatan Ampera sangat indah, bertabur lampu-lampu yang berwarna warni

Aku teringat pesan ibuku : "rajin-rajinlah menabung" ( Eh salah, bukan yang ini. Hehehe.. )
Pesannya : "di dekat Jembatan Ampera, ada restaurant yang terkenal. Letaknya tepat di tepi sungai Musi, dan dari situ Jembatan Ampera akan terlihat sangat indah"

Sayang, ibuku lupa apa nama restaurantnya
Sehingga harus menggunakan alat bantu : "ask orang lewat" :)

Saat ada orang yang melintas, langsung ku tanyakan perihal restaurant tersebut
Alhamdulillah, ternyata namanya adalah Riverside Restaurant, dan letaknya tidak jauh, cukup berjalan kaki kira-kira 500 meter

Dan setelah berjalan kira-kira 300 meter, sampailah aku di tepi sungai musi

Wah, ternyata tepian sungai musi yang berdekatan dengan Jembatan Ampera, berfungsi sebagai alun-alun kota Palembang
Tempat itu sangat ramai dipadati warga Palembang, mayoritasnya remaja
Disana terdapat arena panjat dinding dan arena skate board yang cukup besar
Namun sayang, kebanyakan remaja yang kesana, tujuannya adalah pacaran. Hehe..

Dari situ pemandangan Jembatan Ampera sangat indah. Subhanallah..



















Restaurant yang ku tuju sudah terlihat
Aku pun segera kesana untuk makan malam
Ku pilih menu khas Palembang, Pindang Patin dan Pempek



















Selesai makan, ku putuskan untuk kembali ke Hotel, karena di depan Hotel ada satu objek menarik lainnya

Namanya "Air Mancur Kambang Iwak"
Menurut kamus bahasa Palembang, kambang itu artinya kolam, dan iwak itu artinya ikan
Jadi jika diartikan dalam bahasa indonesia : "Air Mancur Kolam Ikan"

Kolamnya sendiri cukup luas, namun karena malam ikannya tidak kelihatan
Ditengahnya terdapat air mancur indah yang diterangi lampu berwarna hijau dan kuning

















Selesailah jalan-jalanku pada hari itu, dan ketika hendak pulang, tidak lupa Pempek Candy menjadi oleh-oleh untuk dibawa ke Jakarta :)

P.S.
Melakukan semua perjalanan ini tentu saja memberiku rasa senang dan bahagia
Namun akan jadi sempurna andai bisa melewati setiap detiknya bersamamu, wahai wanita pemilik sebelah tulang rusukku :)

Thursday, November 24, 2011

24 November 2011 part 1

Assalamualaikum Wanita Pemilik Sebelah Tulang Rusukku,

Apa kabarmu saat ini?
Selalu ku harap engkau baik-baik saja dan berada dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
Sang Maha Pelindung yang terus menerus Mengurusi Setiap Makhluk-Nya

Maka janganlah kita lupa untuk bersyukur pada-Nya ketika memulai setiap hari-hari kita di dunia :)

Kali ini ingin ku ceritakan padamu, mengenai perjalanan ku mengunjungi dua kota di Sumatera

Yang pertama adalah Padang
Kota yang syarat dengan tradisi minangnya dan kota yang terkenal karena rumah makannya ada dimana-mana. Hehe..

Kota Padang sungguh indah, terletak ditepi samudera dan dilereng gunung-gunung besar yang menjulang
Barisan gunung-gunung itu kita kenal dengan nama Bukit Barisan

Ya, walaupun sebenarnya Bukit Barisan terhampar dari ujung utara pulau Sumatera (Aceh) sampai ujung selatan pulau Sumatera (Lampung), namun dari kota Padang barisan gunung-gunung itu terlihat begitu dekat, indah, dan gagah

Bangunan di kota ini sungguh unik
Hampir seluruh gedung maupun rumah disini memiliki atap yang menyerupai tanduk kerbau
Baik itu bandara, gedung perkantoran, gedung pemerintahan, pusat perbelanjaan, hotel, restaurant, dan rumah-rumah penduduk

Ketika aku berjalan mengelilingi kota, terlihat gedung-gedung ataupun rumah-rumah yang rusak
Ada yang rusak sebagian, ada yang rusak parah, tetapi ada juga yang tampak diratakan untuk dibangun ulang
Membuat ku teringat akan bencana yang pernah terjadi kota ini
Ya, tahun 2009 kota padang diguncang gempa hebat 7,6 Skala Richter

Ternyata sampai sekarang kota Padang masih berbenah
Kita do'akan semoga Padang akan kembali megah dan bisa lebih maju lagi di masa yang akan datang. Amin..

Saat aku disana, tempat yang bisa ku kunjungi tidak banyak, mengingat jadwal pekerjaanku yang padat
Tetapi Alhamdulillah, ada dua tujuan yang bisa terlaksana

Pertama, aku bisa melaksanakan Sholat Jum'at di salah satu Masjid terbesar di kota Padang, Masjid Nurul Iman
Masjid ini sangat luas, dan memiliki arsitektur yang cukup baik
Sayangnya sebagian besar bagian dalam Masjid ini masih dalam tahap renovasi akibat gempa tahun 2009
Sehingga sholat Jum'atnya dipindahkan ke ruang serba guna di lantai bawah
Tetapi tetap saja, masyarakat Padang yang mendatangi Masjid ini sangat ramai, sehingga suasana islaminya sangat terasa



















Tujuan kedua yang terlaksana adalah mengunjungi pantai Air Manis
Mungkin bagimu terdengar asing, tapi pasti tidak jika ku sebutkan apa yang membuat pantai ini terkenal
Ya, ini adalah pantai dimana terdapat Legenda Malin Kundang berikut peninggalan-peninggalannya

Aku tak tahu apa sebabnya disebut pantai Air Manis
Karena ketika kurasa airnya tetap sama, asin..

Tapi yang pasti, pasir di pantai ini cukup unik
Mungkin kita tahu Bali terkenal memiliki pantai yang pasirnya paling bagus, dan ku akui memang bagus, saat aku mencobanya sendiri disana
Tetapi setelah melihat pasir di pantai ini, aku langsung berubah pikiran

Di pantai Air Manis, pasirnya padat
Seperti tanah liat, tapi berbentuk pasir
Sehingga sepeda, motor, bahkan mobil bisa melaju dengan santainya diatas pasir, tanpa perlu merasa takut terperosok dan tidak bisa keluar
Bahkan jika mau, mobil bisa melaju di perairan yang dangkal
Subhanallah, benar-benar Allah Maha Pencipta




















Di ujung sebelah kiri pantai Air Manis, terdapat peninggalan Malin Kundang
Baik berupa bangkai kapalnya yang "katanya" berubah jadi batu, barang-barangnya, maupun batu Malin Kundangnya sendiri
Sayang, area ini tidak terpagari sama sekali
Sehingga banyak bagian-bagian peninggalannya yang rusak dan tidak berbentuk lagi


Ketika hendak pulang ke Jakarta, tidak lupa Kripik Balado Shirley menjadi oleh-oleh :)

(Continued in part 2) 

Friday, September 23, 2011

20 September 2011 part 2

Hari Minggu, resepsi pernikahan pun diadakan

Pagi itu, kami bergegas mengenakan baju adat khas Aceh dan berkumpul di tempat yang telah direncanakan

Hujan turun dengan derasnya, membuat kami semua risau apakah acara resepsi ini bisa berlangsung dengan lancar

Tepat pukul 10.00, rangkaian acara pun dimulai

Semua anggota panitia siap dengan posisi dan tugasnya masing-masing

Aku dan beberapa anggota yang lain ditugaskan sebagai penerima tamu di depan

Setelah kurang lebih 30 menit menunggu, akhirnya sang mempelai pria datang di iringi para rombongan keluarganya yang kurang lebih berjumlah 50 orang

Kamipun mempersilahkan para rombongan tersebut masuk dan menikmati hidangan yang telah disediakan

Kemudian dimulailah prosesi adat pernikahan untuk pasangan pengantin


Selanjutnya tamu-tamu yang lain pun mulai berdatangan

Jumlahnya masih sedikit, mengingat hujan masih turun dengan derasnya dan belum ada tanda-tanda akan berhenti

Namun Alhamdulillah, tepat pukul 12.00 hujan berhenti sepenuhnya

Matahari tampak muncul dari balik awan, sinarnya yang hangat pun mulai terasa


Para tamu undangan akhirnya mulai ramai yang datang

Senyum dan salam pun tak lupa ku haturkan, sebagai bentuk terima kasih bagi mereka yang telah menyempatkan diri hadir

Diantara mereka tampak beberapa orang yang ku kenal dahulu ketika masih tinggal di Banda Aceh

Ku sempatkan untuk menyapa mereka dan berbincang-bincang sejenak sebagai bentuk silaturahim


Tak bisa ku pungkiri, diantara seluruh tamu yang datang, aku menantikan kehadiran seseorang

Ya, mungkin kau sudah bisa menebaknya

Aku menantikan kehadirannya, wanita anggun nan sederhana yang kutemui di acara akad nikah


Detik demi detikpun berlalu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00

Ia tak kunjung datang..

Karena ada dua jalan masuk untuk menuju tempat resepsi, aku pun beranggapan bahwa mungkin ia telah datang dan pulang melewati jalan yang lain

Tak ayal dalam batinku aku berdo'a, "Ya Allah, jika Engkau perkenankan, pertemukanlah aku kembali dengannya.."


Kurang lebih lima menit kemudian, tampaknya Allah mengabulkan do'a ku..

Ya, sosoknya terlihat di ujung jalan..

Ia datang bersama Ibu dan saudara perempuannya

Masih dengan keanggunan dan kesederhanaannya..

Berbalut hijab dengan rapinya, sehingga tak sehelai rambutpun terlihat darinya..


Kali ini aku bisa melihatnya dari dekat

Ku perhatikan ketika memasuki tempat resepsi, ia tidak mau bersalaman dengan lawan jenisnya

Bahkan ia selalu memalingkan pandangan ketika tidak sengaja bertatapan dengan lelaki

Sungguh mengingatkan ku pada sosok yang Allah sebutkan dalam surah Ar-Rahman :

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)


Kemudian ia pun berlalu menuju tempat pelaminan untuk memberi selamat kepada kedua mempelai

Aku pun meminta izin pada anggota panitia yang lain untuk menunaikan ibadah Shalat Dzuhur dan Ashar

Di akhir sholatku, ku haturkan do'a pada Allah :

     Ya Allah..
     Seandainya telah Engkau catatkan ia yang akan menjadi teman menapaki hidupku
     Satukanlah hatinya dengan hatiku
     Seiringkanlah langkah kami, titipkanlah kebahagiaan diantara kami
     Agar bisa meraih syurga dunia dan akhirat-MU

     Tetapi ya Allah..
     Seandainya telah Engkau takdirkan dia bukan milikku
     Bawalah ia jauh dari pandanganku
     Luputkanlah ia dari ingatanku
     Dan peliharalah aku dari kekecewaan dan putus asa

     Serta ya Allah yang Maha Mengerti..
     Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu
     Gerakkan hati ini ke arah yang terbaik, pada saat dan waktu yg tepat menurut-Mu
     Karena Engkau Maha Mengetahui Segala yang terbaik untuk hamba-Mu

     Ya Allah..
     Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku..

     Amin Ya Allah.. Ya Rabbal 'Alamin..


Selesai sholat, aku pun kembali ke tempat ku semula

Dan ternyata tak berapa lama, ia kembali melintas di depanku, berjalan menuju ke arah pulang

Ku pandangi ia sampai bayangnya menghilang di ujung jalan

Sesaat sebelum ia pulang, ia sempat menoleh ke arahku. Tapi kuanggap itu bukanlah apa-apa, tak lebih dari rahasia Allah Subhanahu Wa Ta'ala


Pukul 15.00 hujan kembali turun

Tetapi Alhamdulillah acara sudah selesai, hanya satu-dua orang yang masih datang dan beberapa orang masih ada di tempat resepsi

Ku anggap jeda hujan selama 3 jam itu benar-benar adalah karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, agar acara bisa lancar terlaksana

Malamnya semua yang terlibat dalam acara berkumpul kembali, sekedar untuk silaturahmi

Selesai sudah agenda kegiatanku pada hari itu

Dan keesokan harinya, sebelum pulang ke Jakarta, ku sempatkan membeli beberapa oleh-oleh untuk para tetangga dan teman


Di dalam perjalanan pulang, tak sengaja ku baca sebuah petikan indah :

“Bariskan harapan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah
Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kau pilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu menerima   keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih tempat orang-orang beriman memberi semua cinta dan menerima cinta..”

Subhanallah.. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua.. Amin..

Tuesday, September 20, 2011

20 September 2011 part 1

Assalamualaikum Wanita Pemilik Sebelah Tulang Rusukku,

Sesuai janji ku padamu, kali ini akan ku ceritakan mengenai perjalanan ku pulang ke tanah kelahiran ku


Alhamdulillah, Allah senantiasa menaungiku keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan kali ini

Tiba di Banda Aceh pukul 16.30, aku langsung di sambut oleh keluarga ku yang sudah lebih dahulu berangkat kesana
Kemudian kami pun langsung menuju tempat dimana resepsi pernikahan akan diadakan

Segala persiapan sudah dilakukan, tampak banyak orang sibuk dengan tugasnya masing-masing, memastikan segala sesuatunya akan berjalan lancar saat akad nikah dan resepsi berlangsung

Tidak banyak yang bisa ku lakukan, hanya sekedar silaturahmi dan pada malam harinya ikut dalam pengajian yang diadakan oleh para perkumpulan Qari dan Qariah Banda Aceh


Keesokan harinya, Jumat pagi, akad nikah akan dilangsungkan pukul 09.00 WIB

Aku bertugas mengantarkan mempelai wanita yang tak lain adalah saudaraku beserta para keluarganya, dari rumah menuju ke masjid tempat akad nikah

Dalam perjalanan sempat aku bertukar fikiran dengannya mengenai keputusannya untuk menikah
Usia kami hanya terpaut 1 tahun, dia lebih muda dariku

Ku lihat niat tulusnya menikah karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Ku puji keberaniannya mengambil keputusan ketika awalnya keluarga berat untuk melepasnya, dan keinginannya untuk tetap melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 setelah menikah

Banyak pelajaran yang bisa ku ambil dari tekadnya

Ku doakan segala yang terbaik untuknya kelak, dan semoga semua yang dicita-citakannya di ijabah Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Amin ya Robb..


Disaksikan para keluarga dan tamu yang datang memenuhi masjid, alhamdulillah akad nikah berlangsung lancar

Sah lah mereka menjadi suami isteri, menunaikan Sunnah Rasul, dan menyempurnakan separuh dari agama

Semoga mereka menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah, selalu dalam lindungan dan berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Amin..


Beberapa tamu undangan tampak ku kenal, mereka tak lain adalah teman dari orang tuaku beserta anak-anaknya

Dan lagi-lagi, seperti yang sudah ku prediksikan, pertanyaan-pertanyaan itu muncul lagi. Hehe..

Pertanyaan-pertanyaan seperti : "Kapan nyusul?" "Calonnya sudah ada kan?" "Ditunggu ya undangannya"

Pertanyaan-pertanyaan yang lagi-lagi cuma bisa ku jawab dengan senyuman seadanya :)


Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena mereka melihat faktor usiaku yang sudah cukup untuk menikah

Dan kuanggap itu bagian dari perhatian mereka kepadaku. Alhamdulillah...


Tidak terelakkan juga, disana aku dikenalkan dengan beberapa wanita

Dan jujur ada satu wanita yang menyita perhatianku

Sosoknya anggun dan sederhana, tampak berbeda dari yang lainnya

Ku pandangi dari kejauhan, ia tampak sangat mempesona dalam diamnya, begitu indah dengan hijabnya


Ingin rasanya menghampirinya, mencoba berkenalan dan mengenalnya lebih jauh

Namun ku tutup rapat-rapat keinginan itu

Aku tidak ingin mengusik keimanan dan kesuciannya, menjadikan ku sosok yang buruk dan hina di matanya


Jujur saat itu, timbul pertanyaan dalam hatiku :

"Ya Allah, dia kah jodohku? Jodoh yang kutanyakan pada-Mu dalam setiap sujudku... Jodoh yang selalu ku pinta dalam setiap do'a di 2/3 malam-Mu..."

Kusimpan semua itu dalam hati, karena ku yakin jika ia adalah dirimu wahai wanita pemilik sebelah tulang rusukku, Allah pasti akan mempermudah jalan kita dan menyatukan kita pada saat yang terbaik menurut-Nya, karena Dia-lah Yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya...

Selesai akad nikah, tak lupa ku titipkan sebuah do'a, semoga bisa bertemu lagi dengannya...

Aku pun kemudian bergegas menuju Masjid Raya Baiturrahman, untuk menunaikan ibadah Shalat Jum'at

Ya, Masjid Raya Baiturrahman

Bangunan megah penuh sejarah, simbol kebanggaan masyarakat Islam di Aceh
Tempat dimana mayoritas warga Banda Aceh melaksanakan kewajibannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan merupakan saksi bisu peristiwa Tsunami tahun 2004



















Karena perbedaan waktu shalat antara Jakarta dan Banda Aceh, aku tiba di masjid satu setengah jam sebelum adzan dikumandangkan

Ku manfaatkan waktu itu untuk shalat 2 rakaat menghormati Rumah Allah Yang Agung, kemudian ku lanjutkan dengan membaca kalam Allah dalam kitab suci Al-Qur'an

Ku lihat sekelilingku, begitu banyak orang yang berlomba-lomba mencari pahala di sisi Allah, mereka mengaji dan berdzikir tiada hentinya

Membuatku merasa bahwa apa yang ku lakukan selama ini, mungkin belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka

Subhanallah.. Indahnya Islam dibumi Serambi Mekah-Mu ini ya Allah..

Membuatku ingin rasanya terus bermukim disini..


Selesai Shalat Jum'at, sisa waktu dihari itu ku manfaatkan untuk mengunjungi para saudaraku

Keesokan harinya juga ku gunakan untuk bertemu dengan para keluarga, saudara dan teman-teman ku disana

Alhamdulillah ada banyak orang yang bisa ku kunjungi hari itu

Ada kakekku dan para keluarga yang sengaja datang dari kampung, saudara-saudara sepupuku, teman-teman lamaku saat sekolah dulu, juga guru ngaji pertamaku yang sudah puluhan tahun tidak bertemu

Senang rasanya bisa sekedar bercerita dengan mereka, tertawa bersama, berbagi kisah, bertukar fikiran, dan mengenang masa-masa lalu

Banyak pelajaran hidup yang bisa ku ambil..

Semoga saja tali silaturahim ini akan terus terjaga sampai kapanpun.. Amin..

(Continued in part 2)

Thursday, September 8, 2011

8 September 2011

Assalamualaikum Wanita Pemilik Sebelah Tulang Rusukku,

Sedang apa engkau saat ini?
Ku harap kau tetap menjaga keistiqomahan dan keimananmu dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala


Bagaimana hari-hari mu selama Bulan Ramadhan kemarin?
Semoga kau bisa menjalankannya dengan sempurna dan mengisinya dengan berbagai amalan dan kebaikan
Sehingga segala berkah dan ampunan dalam bulan Ramadhan bisa engkau dapatkan
Dan semoga pula Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kita kesempatan untuk dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. Amin..

Bagaimana juga dengan Idul Fitri kemarin?
Dimana dan bersama siapakah engkau merayakannya?
Ku harap di hari yang Fitri itu, kebahagiaan menyelimutimu dan keluargamu
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerima segala amalan yang telah kita lakukan dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan mendapat kemenangan. Amin..

Ku tulis ini 3 jam menjelang keberangkatanku pulang ke tanah kelahiran ku
Ya, setelah beberapa tahun, hari ini aku akan pulang ke sana, Nanggroe Aceh Darussalam
Tempat dimana aku lahir, tumbuh, dan mengenal agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala


Mungkin kau bertanya, mengapa baru hari ini aku pulang kesana?
Mengapa tidak di hari raya Idul Fitri?

Kepulanganku kali ini untuk menghadiri acara pernikahan saudara ku yang akan digelar tanggal 11
Karena itu, ku putuskan untuk pulang hari ini untuk mengurangi waktu cuti ku yang terlalu lama jika ku mulai sejak hari raya Idul Fitri

Ku akui aku rindu pulang kesana
Rindu akan lingkungan dimana dulu aku tumbuh besar dan dewasa, rindu akan saudara-saudara yang ada disana, rindu akan teman-teman lama, dan rindu akan nuansa Islami-nya

Disana pula aku kehilangan banyak teman dan saudara saat Tsunami melanda..

Ingin rasanya mengunjungi semua tempat yang pernah ku kenal dahulu, bersilaturahmi dengan saudara dan teman-teman, menyempatkan singgah di Masjid Raya Baiturrahman yang begitu indah dan penuh sejarah, lalu berziarah dan berdoa di pemakaman massal yang ada disana

Maka kepulangan kali ini untukku begitu berharga..
Semoga saja perjalanan ini membawa banyak hikmah, berkah dan hidayah untukku

Insya Allah akan kuceritakan semuanya padamu, saat aku kembali dari sana

Dan mungkin saja jika engkau berada disana, semoga kita dipertemukan oleh-Nya..